π Pengenalan Version Control System (VCS)
a. Pengertian VCS
Version Control System (VCS) adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mencatat perubahan dari suatu file atau sekumpulan file dalam jangka waktu tertentu. Dengan VCS, kita bisa melihat riwayat perubahan, kembali ke versi sebelumnya, serta memudahkan kerja sama dalam pengembangan proyek.
b. Kegunaan VCS
Beberapa manfaat utama dari penggunaan VCS antara lain:
- β Melacak perubahan pada kode atau dokumen.
- β Memungkinkan rollback (kembali ke versi sebelumnya).
- β Mempermudah kolaborasi antar tim developer.
- β Mencegah konflik saat banyak orang mengedit file yang sama.
- β Menyediakan backup terdistribusi.
c. Beberapa Software VCS
Ada berbagai software VCS yang populer, antara lain:
- Git β paling banyak digunakan saat ini.
- Subversion (SVN) β banyak digunakan di perusahaan lama.
- Mercurial β ringan dan cepat.
- Perforce β biasa digunakan untuk proyek besar (misalnya game development).
π§ Git VCS
a. Pengenalan Git
Git adalah software Version Control System yang bersifat terdistribusi (distributed VCS), diciptakan oleh Linus Torvalds pada tahun 2005. Git memungkinkan setiap developer memiliki salinan penuh dari repository, sehingga tetap bisa bekerja meski tanpa koneksi internet.
b. Istilah Penting dalam Git
Berikut adalah beberapa istilah dasar yang sering digunakan dalam Git:
- Repository (Repo) β wadah yang menyimpan seluruh file proyek beserta riwayat perubahannya.
- Commit β snapshot perubahan yang disimpan ke dalam repository.
- Branch β cabang pengembangan yang memungkinkan kita bekerja pada fitur atau perbaikan tanpa mengganggu branch utama.
- Merge β proses menggabungkan perubahan dari satu branch ke branch lain.
- Clone β menyalin repository dari remote server ke komputer lokal.
- Pull β mengambil update terbaru dari remote repository.
- Push β mengirim perubahan lokal ke remote repository.
- Staging Area β area sementara untuk menyimpan perubahan sebelum di-commit.
π GitHub
a. Pengenalan GitHub
GitHub adalah platform hosting berbasis web untuk repository Git. Dengan GitHub, developer dapat:
- Menyimpan proyek secara online.
- Berkolaborasi dengan tim melalui fitur pull request & issues.
- Mengelola proyek dengan fitur project board.
- Menggunakan GitHub Actions untuk automasi CI/CD.
- Berkontribusi ke proyek open-source dengan mudah.
GitHub bukan hanya tempat menyimpan kode, tapi juga ekosistem kolaborasi bagi jutaan developer di seluruh dunia.
π€ Kenapa Tidak Pakai Dropbox atau Google Drive?
Mungkin muncul pertanyaan: βKenapa harus pakai Git/GitHub? Kenapa tidak pakai Dropbox atau Google Drive saja untuk simpan file proyek?β
Jawabannya adalah Dropbox/Google Drive hanya sekadar cloud storage, bukan Version Control System (VCS).
Berikut perbandingannya:
Fitur | Git/GitHub (VCS) β | Dropbox/Google Drive β |
---|---|---|
Menyimpan file | Ya | Ya |
Melacak riwayat perubahan | Ya (bisa kembali ke versi lama dengan detail commit) | Terbatas, biasanya hanya versi terakhir |
Kolaborasi antar developer | Sangat baik (branch, merge, pull request) | Tidak ada fitur branch/merge |
Menangani konflik perubahan | Ada mekanisme merge & conflict resolution | Konflik sering menimpa file (misalnya file doc(1).txt ) |
Automasi & integrasi (CI/CD) | Bisa dengan GitHub Actions, GitLab CI, dsb. | Tidak ada |
Open Source & kontribusi publik | Bisa (pull request, fork repo) | Tidak bisa |
Jadi, walaupun Dropbox/Google Drive bisa untuk backup file, mereka tidak cocok untuk pengembangan software yang membutuhkan riwayat detail, kolaborasi, dan integrasi otomatis.
Kesimpulannya: gunakan Dropbox/Google Drive untuk arsip biasa, tapi gunakan Git/GitHub untuk pengembangan perangkat lunak profesional.
Kesimpulan:
- VCS membantu mengelola perubahan kode dan mempermudah kolaborasi.
- Git adalah VCS paling populer dengan sistem terdistribusi.
- GitHub menyediakan platform online untuk hosting repository Git dan kerja sama developer.
Top comments (0)